Langsung ke konten utama

studi kasus mood disorder



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
    Dalam menjalani hidup ini, setiap orang pasti akan mengalami situasi apa pun. Bahagia, sedih, beruntung, bosan, kecewa, semuanya akan datang silih berganti. Kondisi apa pun itu, yang perlu dilakukan bukan menghindari atau menyesali tapi menghadapinya. Setiap persoalan pasti ada solusi. Kita hanya dituntut satu hal, yaitu berusaha. Berusaha untuk mencapai yang terbaik dan berusaha untuk menyelesaikan persoalan dengan cara yang baik.
    Bad mood memang tidak bisa dihindari, namun jangan sampai suasana hati ini merusak aktivitas yang sudah menjadi kewajiban. Karena jika sudah terserang bad mood, biasanya akan timbul rasa malas yang luar biasa dan pastinya hari-hari akan dipenuhi dengan kejengkelan dan pikiran-pikiran yang kurang baik.
    Jika suasana hati seperti ini datang menghampiri, segera kendalikan diri dan temukan suasana hati positif. Yang perlu dilakukan hanyalah mengelola dan memastikan porsi good mood agar lebih besar dibanding bad mood.

1.2         Rumusan Penulisan
Studi kasus ini memuat tentang bagaimana identitas kasus, gejala-gejala klien pada sebelumnya, konseling yang diberikan kepada klien sesuai dengan kebutuhannya.

1.3         Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari praktek Studi Kasus  di sekolah ini adalah:
a)    Untuk mengetahui bagaimana layanan Bimbingan dan Konseling yangharus diberikan pada siswa baik siswa yang mengalami masalah ataupun siswa yang tidak bermasalah.
b)   Untuk mengetahui terapi apa yang akan diberikan kepada siswa yang mengalami masalah ini.

1.4         Manfaat Penulisan
1. Bagi Klien
a)    Klien dapat memahami apa yang telah dilakukan oleh klien adalah sesuatu yang salah, sehingga kedepannya hal demikian tidak akan terulangi kembali.
b)    Dapat meringankan beban klien
c)    klien bisa melanjutkan hidupnya lebih baik lagi
1.    Bagi Mahasiswa
a)    Agar dapat memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, kemampuan,  nilai-nilai dan sikap yang diperlukan untuk membantu proses pemberian bantuan di bidang bimbingan dan konseling.
b)   Agar dapat mempraktekkan kemampuan yang telah dipelajari sehingga menjadi seorang pendidik yang profesional

1.5     Metodologi
          Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:
a.    Observasi
    Observasi (pengamatan), yaitu cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu keadaan (tingkah laku).
b.     Wawancara
          Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan narasumber.






BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1         Pengertian mood disorder
          hati (mood disorder) disebut juga gangguan afektif. Pengertian mood atau suasana hati mengacu pada emosi yang berlaman lama mencakup peranana murung maupun kegembiraan. Disebut gangguan mood karena terjadi ketidaknormalan dalam suasana hati yaitu berupa kemurungan hebat (depresi) atau kegairahan atau kegembiraan yang abnormal.

2.2         Jenis-Jenis Mood Disorder
          DSM  IV membedakan gangguan suasana hati ada dua, yaitu unipolar (satu kutub) dan bipolar (dua kutub).
a)    Gangguan unipolar
Gangguan unipolar terdiri dari gangguan depresi utama (Major Depressive Disorder) dan Gangguan Dysthylania. Ciri yang menonjol dari gangguan Depresi Utama adalah suasana hati yang murung. Penderita mengalami gejala yang disebut “depressive triad” yaitu mempunyai pandangan yang buruk tentang diri sendiri. Diri sendiri dipandang tidak berharga, pengalaman sehari-hari dan interaksi sosial dianggap menyebalkan dan masa depan dipandang dengan pesimistis. Penderita merasa putus asa, tidak ada semangat dan apatis.
b)   Gangguan Bipolar
Kondisi dalam ilustrasi tersebut dapat digolongkan ke dalam bipolar disorder, yaitu jenis gangguan kejiwaan/ psikologis yang ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim. Istilah ini mengacu pada suasana hati yang dapat berganti secara tiba-tiba dan sangat bertolak belakang seperti dua kutub (bi-polar) berlawanan, yaitu positif yang berupa rasa bahagia (hipomania/ mania) dan negatif berupa rasa sedih (depresi) yang berlebihan.



2.3         Gejala-gejala mood disorder
          Gejala Gangguan Mood Depresi meliputi  kemurungan, kesedihan, kelesuan, hilangnya gairah hidup, kurang semangat, merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa. Gejala penyerta : sulit konsentrasi dan daya ingat menurun, nafsu makan dan berat badan menurun, ganggua tidur disertai mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, agitasi /retardasi motorik (gelisah atau perlambatan gerakan, hilangnya perasaan senang, meninggalkan hobi, kreatifitas dan produktifitas menurun, gangguan seksual, pikiran tentang kematian dan bunuh diri.

2.4         Hakikat Sering Hilangnya Semangat
Menurut saya(mariyati) sering hilangnya semangat dalam hidup  merupakan suatu masalah psikis yang dialami sesorang dimana ia mulai merasakan titik jenuh dalam hidupnya,hilangnya semangat yang dialami seseorang merupakan salah satu prilaku abnormal. Dimana prilaku ini sudah menyimpang dari prilaku normal lainnya yang berada dalam lingkungan itu sendiri.

2.5         Prosedur Umum Bimbingan Dan Konseling
          Secara umum , prosedur bimbingan dan konseling dapat ditempuh melalui langkah langkah berikut;
1.    Identifikasi kasus
2.    Identifikasi masalah
3.    Diagnosis
4.    Prognosis
5.    Remedial/referal
6.    Evaluasi/follow up

2.6         Proses Konseling         
Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal(tahap mengidentifikasi masalah) (2) tahap inti (tahap kerja) (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).
1.    Tahap awal
     Tahap ini dimulai sejak konselor menemui klien atau sebaliknya. Dalam tahap ini beberapa hal yang perlu di lakukan,diantarnya;
a.    Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien
b.    Memperjelas dan mengdefinisikan klien
c.    Membuat penafsiran dan penjajagan
d.   Menegosiasikan kontrak konseling
2.    Tahap inti
          Dalam tahap ini beberapa hal yang perlu di lakukan,diantarnya;
a.    Mejelajahi dan mengeksplorasikan masalah klien lebih dalam
b.    Menjaga hubungan konseling tetap terpelihara
c.    Usahakan proses konseling agar berjalan sesuai kontrak
3.    Tahap akhir
          Dalam tahap ini beberapa hal yang perlu di lakukan,diantarnya;
a.    Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling
b.    Menyusun rencana tindakan
c.    Mengevaluasi proses jalannya konseling
d.   Membuat perjanjian pertemuan berikutnya

2.7         Teknik Konseling
          Teknik dalam konseling ada dua yaitu (1) Teknik umum konseling merupakan teknik teknik konseling yang lazim digunakan dalam tahapan-tahapan konseling dan merupan teknik dasar yang harus dikuasi konselor. (2) teknik khusus  konseling merupakan teknik yang digunakan setelah teknik umum yang dikembangkan khusus dari berbagai pendekatan.  Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa jenis teknik umum, diantaranya;
1.         Prilaku attending: yaitu prilaku menghampiri klien dengan mencangkup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahsa lisan.
2.        Emapti: yaitu kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien.
3.        Refleksi: yaitu teknik untuk memantulkan kembali ke klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman, sebagai hasil pengamatan terhadap prilaku verbal dan nonverbalnya.
4.        Eksplorasi: yaitu untuk menggali perasaan , pikiran, dan pengalaman kien.
5.        Menangkap pesan : yaitu menyatakan kembali esensi dan inti ungkapan klien dengan klien.
6.        Pertanyaan terbuka : yaitu memancing klien agar mau mengungkapkan persaan, pengalaman, dan pemikirannya.
7.        Pertanyaan tertutup yaitu: pertanyaan yang hanya dijawab oleh klien dengan kata ya atau tidak atau dengan kata singkat.
8.        Dorongan minimal : yaitu memberikan dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang dikemukakan klien. Misalnya ya..oh...terus dan dan..
9.        Interprestasi :yaitu untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan pengalaman klien dengan merujuk kepada teori-teori.
10.    Mengarahkan :yaitu mengajak dan mengarahkan klien untuk melakuna sesuatu.
11.    Menyimpulakn sementara : yaitu menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas.
12.    Memimpin: yaitu untuk mengarahkan pembicaraan dan proses konseling.
13.    Fokus :yaitu membantu klien memusatkan parhatian pada pokok pembicaraan.
14.    Konfrontasi : yaitu menantang klien untuk melihat adanya hubungan antara perkataan dengan perbuatan.
15.    Menjernihkan :yaitu untuk menjernihkan ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang dan agak meragukan.
16.    Memudahkan: yaitu membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara untuk menyatakan pemikiran, perasaan, dan pengalaman.
17.    Diam: yaitu diam dilakukan dengan cara attending ,dalam ini untuk menunggu perkataam klien selanjutna, diam paling lama selama 5-10 detik.
18.    Mengambil inisiatif: yaitu dilakukan manakala klien kurng bersemangat untuk berbicara.
19.    Memberi nasihat : yaitu nasihat sebaikannya diberikan jika klien meminta.
20.    Pemberian informasi ;yaitu sama halnya dengan nasihat.
21.    Merencanakan :yaitu diberikan menjelang akhir proses konseling untuk membantu klien membuat rencana tindakan untuk memajukan klien
22.         Menyimpulakan : yaitu menyimpulkan hasil pembicaraan.
          Sedangkan teknik khusus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut;
1.        Latihan asertif  :yaitu membantu klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah benar atau layak.
2.        Desensitosasi sistematis : yaitu bantuk berbentuk behavioral yang memfokuskan untuk menenangkan klien dari ketegangan.
3.        Pengkondisian aversi :yaitu untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus.
4.        Pembentukan prilaku model: yaitu membentuk prilaku yang baru klien dalam proses konseling dan konselor berperan sebagai model.
5.        Permainan dialog: yaitu mendialogkan kecenderungan yang saling bertentangan.
6.        Latihan saya bertanggung jawab: yaitu membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya.
7.        Bermain proyeksi: yaitu mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulakan kepada orang lain.
8.        Teknik pembalikan :yaitu membantu klien untuk memainkan peran yang berkebalikan denga perasaan yang dikeluhkan.
9.        Bertahan dengan perasaam: yaitu konselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya
10.    Home work assigment :yaitu tugas rumah yang diberikan kepada konseli untuk melatih, membiasakan diri, dan meninternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola perilaku yang diharapkan.
11.    Adaptive : yaitu untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus menerus menyesuaikan dirinya dengan prilaku yang di inginkan.
12.    Bermain peran : yaitu mengekspresiakn berbagai jenis perasaan negatif  yang menekan melalui suasana yang dikondisikan.
13.    Imitasi: yaitu untuk menirukan secara terus menerus suatu model prilaku tertentu dengan maksud mengahadapi dan menghilangkan perliku sendiri yang negatif.


BAB III
ISI

3.1         Individu
Dalam praktek ini yang bersedia menjadi inividu adalah salah seorang siswa kelas XI IPS 1 di SMA Daarul aitam. Berhubungan pelaksanaan praktek ini bertepatan dengan libur semester,maka proses praktek dilakukan tanpa campur tangan dari pihak sekolah, melainkan langsung secara pribadi meminta ketersediannya untuk diwawancari. Siswa yang dimaksud gambaran selanjutnya tentang konseli adalah sebagai berikut:
A. Identitas konseli.
1. Nama                                                           :  “ SR “
2. Tempat / Tgl Lahir                                      :  Palembang, 05 – 11- 1998
3. Jenis Kelamin                                              :  Perempuan
4. anak ke-                                                       : 2 dari 4 bersaudara
5. Agama                                                         :  Islam
6. Bangsa/ Suku                                              :  Indonesia/ Melayu
7. Pendidikan                                                  :  Sma ( Masih Dalam Penyelesaian )
8. Pekerjaan                                                     :  Siswa
9. Status Perkawinan                                      :  Belum Kawin
10. Alamat                                                     : Jl. Ahmad yani lrg. Dua saudara ,13 ulu palemabang
11. Cita – Cita                                                : Dokter 
12. Hobby                                                      : Membaca

3.2         Gejala sebelumnya
   Setelah melakukan perkenalan terhadap konseli (narasumber) yang bersedia di wawancarai. Selanjutnya menjelaskan tujuan dilakukan wawancarai ini. Dan mengajukan pertanyaan gejala-gejala yang dirasakan klien ketika berada pada titik jenuh yaitu merasa hilang rasa semangat dalam hidupnya. Maka, berikut jawaban dari klien;
1)        Klien merasa malas ke sekolah
2)        Klien merasa malas mengerjakan tugas sekolah maupun rumah
3)        Klien tidak suka diganggu oleh temannya
4)        Klien merasa tidak peduli dengan urusan di sekolah maupun rumah
5)        Klien Selalu merasa sedih
6)        Klien Merasa putus asa
7)        Klien Selalu merasa cemas dan tidak bisa konsentrasi
8)        Klien merasa Suasana hati yang buruk atau sedih secara berkelanjutan
9)        Klien merasa Mudah marah atau sensitif
10)    Klien Mudah menangis
11)    Klien Perasaan khawatir yang berlebihan
12)    Klien Merasa sangat rendah diri
13)    Klien merasa dunia ini tidak adil
14)    Klien merasa Kesulitan dalam mengambil keputusan
15)    Klien merasa Gerakan tubuh, ucapan dan pemikiran yang lambat
16)     Klien merasa Tidak ada motivasi hidup dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan
17)    Bahkan klien Berkeinginan untuk bunuh diri

3.3         Proses konseling
A.           wawacara
Proses konseling yang kami lakukan  terdapat tiga tahap yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir.
1.    Tahap awal
Pada tahap ini selaku calon konselor atau konselor nantinya mencari konseli yang bersedia diwawancarai mengenai kasus yang sedang diteliti yaitu mood disorder mengenai sering patahnya semangat dalam hidup. Akhirnya bertemu lah dengan klien yang berinisial “SR”. Lebih jelasnya sebagai berikut ini;
a.    Idenitifikasi kasus
Identifikasus kasus merupakan upaya untuk menemukan konseli. Berhubungan karena tema atau topik yang akan dibahas dalam studi kasus ini sudah ditentukan, maka langkah pertama yaitu mencari konseli bagi yang bersedia dan sesuai dengan tema yang saya teliti. Pada identifikasi kasus ini telah menemukan konseli yang bersedia diwawancarai sebagai narasumber dengan biodata seperti keterangan 2.1. tindakan-tindakan yang perlu dilakukan terhadap konseli pada tahap awal sebagai berikut;
I.         Berkenalan,di lanjutakan dengan menjelaskan tujuan praktek.
II.      Berusaha dan meyakinkan bahwa proses wawancara ini hanya untuk keperluan kulian dan tidak akan disebarkan.
III.   Menciptakan suasana yang baik dan penuh keakraban.
IV.   Menjelaskan idetintas masalah masalah yang akan saya ajukan dalam pertanyaan.
V.      Menegosiasikan kontrak/perjanjian guna keperluan praktek ini,meliputi kontrak/perjanjian mengenai waktu pertemuan selanjutnya, kontrak/perjanjian adanya kerjasama dalam proses konseling.
b.    Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan upaya untuk memahami jenis,karakteristik masalah yang akan dibahas oleh konseli dan konselor. Pada identifikasi masalah ini mecoba menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut;
I.         Menjelaskan apa itu bimbingan dan konseling
II.      Menjelaskan tujuan praktek,yaitu memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah semester tiga dengan mata kulia psikologi abnormal dan klinis.
III.   Menjelaskan apa itu sering hilangnya semangat dalam hidup
IV.   Menanyakan ketersedian untuk diwawanacari secara berkelanjutan

2.    Tahap Inti
          Setelah tahap awal dilaksanakan sedang baik,proses wawancara selanjutnya yaitu memasuki tahap inti. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranta;
a.    Diagnonis
          Diagnosis yaitu upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melaktarbelakangi timbulnya masalah yang di alami konseli. Pada diognosis ini Berikut jawaban yang didapatkan dari konseli;
1.    Keadaan lingkungan rumah yang kurang kondusif
2.    Tugas/pekerjaan ruman sekolah yang tidak bisa terselasaikan
3.    Teman yang tidak mengerti
4.    Teman yang tidak bisa menghargai
5.    Merasa tidak memiliki bakat
6.    Sakit
7.    Hasil akademik kurang memuaskan
8.    Keadaan uang jajan
9.    Dll.
b.    Prognosis
          Prognosis yaitu upaya memperkirakan apakah masalah yang dialami konseli masih mungkin bisa diselesaikan. Pada prognosis ini masalah yang di hadapi konseli masih bisa diselesaikan,jika konseli bersedia.

3.    Tahap akhir
     Pada tahap akhir ada beberapa hal yang dilakukan,yaitu;
a.    Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai masalah yang dibahas
b.    Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan antara konseli dan konseling.
c.    Mengevaluasi jalan, proses dan hasil pertemuan.
d.   Membuat pertemuan berikutnya.

B.            Bantuan
Setelah melakukan prognosa, maka langkah selanjutnya adalah langkah memberi bantuan, dimana bertujuan untuk membantu konseli dapat memahami dirinya sendiri dan dapat mengubah pola pikir yang irasional menjadi rasional .
 bantuan ini diberikan pada pertemuan ketiga. dalam langkah ini konseli diberikan bantuan sebagai berikut :
1.    Membangun suasana yang nyaman dirumah
2.    Motivator, yang mendorong konseli melawan rasa pesmis yang ada dalam dirinya. Sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu dalam rasa berfikir positif yang dapat membuat konseli hidupnya nyaman.
3.    Penyalur tanggung jawab, sehingga keputusan terakhir berada di tangan konseli konseli sadar bertanggung jawab dalam menerima keadaan konseli.
4.    Memperkenala sosok model yang memiliki bakat, dan menjelaskan bahwa setiap orang memiliki bakat
5.    Membantu klien menemukan bakatnya
          Selain bantuan konseli juga diberikan layanan bimbingan dan konseling yang diharapkan bisa membantu konseling. Layanan yang diberikan sebagai berikut;
1.    Layanan informasi
          Layanan informasi ini sangat penting diberikan kepada konseli, sehigga konseli bisa lebih memahami dan bisa berupaya mencegah nya. Informasi yang diberian sebagi berikut;
a.    Informasi mengenai bimbingan dan konseling
b.    Informasi mengenai rugi nya jika kita tidak berfikir positif
c.    Informasi mengenai bakat dan minat
d.   Informasi mengenai cara menemukan bakat
e.    Informasi mengenai makna sakit  dalam islam
f.     Informasi mengenai cara berhungungan sosial dengan baik
g.    Dll.

2.    Layanan bimbingan
          Dapat mengembangkan sikap berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman disekolah dan lingkungan disekitarnya.


BAB IV
PENUTUP
4.1         Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari studi kasus ini yaitu konseli “SR”, bahwa konseli ini sering mengalami “sering hilangnya rasa semangat hidup” yang sering di sebab oleh Keadaan lingkungan rumah yang kurang kondusif, Tugas/pekerjaan ruman sekolah yang tidak bisa terselasaikan, Teman yang tidak mengerti, Teman yang tidak bisa menghargai, Merasa tidak memiliki bakat, Sakit, Hasil akademik kurang memuaskan, Keadaan uang jajan, Dll.
Dalam hal ini konselor mencoba memberikan beberapa bantuan dan layanan misalnya seperti; Informasi mengenai bimbingan dan konseling, Informasi mengenai rugi nya jika kita tidak berfikir positif, Informasi mengenai bakat dan minat, Informasi mengenai cara menemukan bakat, Informasi mengenai makna sakit  dalam islam, Informasi mengenai cara berhungungan sosial dengan baik, Dll.

4.2         Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengemukakan berapa saran yaitu sebagai berikut:
a.       Diharapkan keluarga “SR” lebih dapat memberikan perhatian yang lebih kepada peserta didik  “SR”.
b.      Diharapkan dari lingkungan untuk membantu suasan kondusif untuk “SR”



DAFTAR PUSTAKA

Juntika Nurihsan, A. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama
http://www.ekahospital.com/mengenal-bipolar-disorder/ di unduh 16-12-2015/16:14

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME PENDEKATAN STUDI KASUS TUNGGAL DAN MULTI KASUS

Nama           :Mariyati                       Jurusan             :BimbinganDan Konseling Nim              :2014 141 106              Mata Kuliah      :Studi Kasus Kelas            :6/C                               Dosen Pengampu :Mirnayenti, M.Pd RESUME PENDEKATAN STUDI KASUS TUNGGAL DAN MULTI KASUS 1.     Pendekatan Umum Pendesainan Studi Kasus a.     Definisi Desain Penelitian Desain penelitian adalah keseluruha...

pemikiran Friederich Wilhelm August Froebel

BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya peranan pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan terdahulu. Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich Wilhelm August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh ini ...

RESUME LINGKUNGAN ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP SDM

Nama      :Mariyati                       Jurusan                                     :Bimbingan dan Konseling Nim         :2014 141 106              Mata Kuliah                  :BK Industri Kelas       :5/C                               Dosen Pengampu          :Mirnayenti, M.Pd RESUME LINGKUNGAN ORGANIS...