Langsung ke konten utama

Mood Disorder



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Dalam menjalani hidup ini, setiap orang pasti akan mengalami situasi apa pun. Bahagia, sedih, beruntung, bosan, kecewa, semuanya akan datang silih berganti. Kondisi apa pun itu, yang perlu dilakukan bukan menghindari atau menyesali tapi menghadapinya. Setiap persoalan pasti ada solusi. Kita hanya dituntut satu hal, yaitu berusaha. Berusaha untuk mencapai yang terbaik dan berusaha untuk menyelesaikan persoalan dengan cara yang baik. Begitupun dalam menghilangkan bad mood, selalu ada cara yang bisa dilakukan.
Bad mood memang tidak bisa dihindari, namun jangan sampai suasana hati ini merusak aktivitas yang sudah menjadi kewajiban. Karena jika sudah terserang bad mood, biasanya akan timbul rasa malas yang luar biasa dan pastinya hari-hari akan dipenuhi dengan kejengkelan dan pikiran-pikiran yang kurang baik.
Jika suasana hati seperti ini datang menghampiri, segera kendalikan diri dan temukan suasana hati positif. Yang perlu dilakukan hanyalah mengelola dan memastikan porsi good mood agar lebih besar dibanding bad mood.














1.2       Rumusan Masalah
a)    Apa Pengertian Mood Disorder!
b)   Apa Saja Jenis Gangguan Suasana Hati!
c)    Bagaimana Mekanisme Mood Disorder!
d)   Apa Saja Faktor Penyebab Mood Disorder!
e)    Bagaimana Mengatasi Gangguan Suasana Hati!

1.3       Tujuan Masalah
a)    Untuk Mengetahui Pengertian Mood Disorder?
b)   Untuk Mengetahui Jenis Gangguan Suasana Hati?
c)    Untuk Mengetahui Mekanisme Mood Disorder?
d)   Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Mood Disorder?
e)    Untuk Mengetahui Mengatasi Gangguan Suasana Hati?



















BAB II
PEMBAHAN

2.1     Pengertian Mood Disorder
Gangguan hati (mood disorder) disebut juga gangguan afektif. Pengertian mood atau suasana hati mengacu pada emosi yang berlaman lama mencakup peranana murung maupun kegembiraan. Disebut gangguan mood karena terjadi ketidaknormalan dalam suasana hati yaitu berupa kemurungan hebat (depresi) atau kegairahan atau kegembiraan yang abnormal.

2.2         Jenis-Jenis Mood Disorder
          DSM  IV membedakan gangguan suasana hati ada dua, yaitu unipolar (satu kutub) dan bipolar (dua kutub).
a)        Gangguan unipolar
Gangguan unipolar terdiri dari gangguan depresi utama (Major Depressive Disorder) dan Gangguan Dysthylania. Ciri yang menonjol dari gangguan Depresi Utama adalah suasana hati yang murung. Penderita mengalami gejala yang disebut “depressive triad” yaitu mempunyai pandangan yang buruk tentang diri sendiri. Diri sendiri dipandang tidak berharga, pengalaman sehari-hari dan interaksi sosial dianggap menyebalkan dan masa depan dipandang dengan pesimistis. Penderita merasa putus asa, tidak ada semangat dan apatis.
Dalam DSM IV dikemukakan paling sedikit harus ada 5 gejala atau lebih dan berlangsung minimal 2 minggu untuk memenuhi kriteria Gangguan Depresi Utama yaitu;
1.    Suasana hati murung sepanjang hari sebagaimana dilaporkan oleh penderita (merasa sedih atau hampa) atau dari observasi orang lain (terlihat menangis).
2.    Menurunnya minat dan kesenangan pada semua aktivitas secara mencolok.
3.    Menurunnya atau bertambahnya berat badan secara mencolok (lebih dari 5 persen dari berat badan dalam sebulan; berkurangnya atau bertambahnya selera makan).
4.    Mengalami gangguan tidur: insomnia (tidak bisa tidur) atau hipersomnia (terlalu banyak tidur).
5.    Agitasi atau meningkatnya psikomotor (misalnya tidak bisa duduk dengan tenang); retardasi atau melambatnya psikomotor (misalnya gerakan tubuh yang lambat).
6.    Merasa kelelahan atau kehilangan tenaga.
7.    Merasa tidak berharga atau merasa bersalah.
8.    Menurunnya kemampuan untuk berfikir, konsentrasi dan mengambil keputusan.
9.    Sering muncul pikiran ingin mati atau bunuh diri.
Penting untuk mengenali perbedaan antara depresi klinis dengan sussana hati berkabung, misalnya karena kematian orang yang sangat dekat. DSM IV menganjurkan bahwa diagnosa depresi utama diberikan jika kematian pasangan lebih dari dua bulan dan penderita masih menunjukkan gejala depresi seperti kriteria diatas. Disamping kriteria disamping kategori depresi utama, juga dikenal kategori depresi pertengahan atau Dysthimia yang berada diantara depresi utama dan suasana hati normal.
Gangguan depresi merupakan gangguan suasana hati yang serius. Gangguan ini lebih banyak ditemuui pada wanita daripada pria. Menurut penelitian salah satu alasannya adalah bahwa pria lebih banyak melakukan kegiatan yang mampu mengalihkannya dari depresi. Sebaliknya wanita mempunyai keterbatasan untuk melakukan berbagai aktivitas yang mampu mengalihkan perhatian dari depresi.
Depresi bisa juga terjadi pada anak dan remaja. Pada remaja depresi biasa- nya berhubungan dengan kegelisahan, tingkah laku negativistik dan aktivitas antisosial. Depresi pada orang lanjut usia biasanya disebabkan oleh kematian pasangan. Beda dengan kehilangan pada orang dewasa, kehilangan pada usia tua biasanya tidak tergantikan. Depresi berpengaruh kuat terhadap kehidupan seseorang. Penderita ada yang mengatasinya dengan penyalahgunaan obat-obatan seperti alkohol.
b)            Gangguan Bipolar
Kondisi dalam ilustrasi tersebut dapat digolongkan ke dalam bipolar disorder, yaitu jenis gangguan kejiwaan/ psikologis yang ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim. Istilah ini mengacu pada suasana hati yang dapat berganti secara tiba-tiba dan sangat bertolak belakang seperti dua kutub (bi-polar) berlawanan, yaitu positif yang berupa rasa bahagia (hipomania/ mania) dan negatif berupa rasa sedih (depresi) yang berlebihan.
Kutub positif (perilaku hipomania/ mania) adalah kondisi pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang menunjukkan ekspresi kegembiraan berlebihan. Misalnya merasa banyak ide, paling pintar, menggampangkan permasalahan, yang kemudian menciptakan pikiran positif berupa perasaan bahagia berlebihan, tingkah laku terlalu gembira, dan terlihat menonjol. Pada tingkat perilaku hipomania, orang dengan bipolar disorder masih dapat mengendalikan diri, sementara mereka yang berperilaku mania sudah tidak dapat mengendalikan diri.
Sementara itu kutub negatif (perilaku depresi) adalah kondisi pikiran yang negatif, putus asa, dan tidak ada ide. Orang dengan depresi diliputi perasaan sedih, tidak bersemangat yang berlebihan, cenderung bertingkah laku pendiam, pemalas, dan tidak mau bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahkan terkadang pada tingkat depresi yang sangat tinggi, timbul perasaan ingin bunuh diri.
Bipolar terbagi dalam 2 tipe, yaitu: Bipolar tipe 1, yaitu kondisi dimana ciri kutub positif dapat mencapai level tertinggi atau mania, sedangkan lebel depresi tidak terlalu dalam. Bipolar tipe 2, yaitu kondisi ciri depresi yang dapat sangat rendah, sedangkan kutub positifnya pada tingkat hipomania.

2.3         Faktor Penyebab mood disorder
Berdasarkan Institut Nasional Kesehatan Mental Amerika Serikat (USA Government's National Institute of Mental Health) atau NIMH. disorder tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal saja, melainkan dari banyak faktor yang secara bersama-sama memicu terbentuknya penyakit ini. Sebenarnya, penyebab mood disorder mungkin beragam antara individu yang satu dengan yang lain. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan kontribusi genetik dan pengaruh lingkungan memiliki peran besar dalam penyakit ini.
a)   Faktor Genetik
Gen bawaan merupakan salah satu faktor penyebab bipolar disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75% anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik dari seorang pengidap bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik. Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada bipolar disorder pernah dilakukan dengan melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar disorder pernah mengalami satu episode gangguan mood (Gherson, 1990, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004).
b)   Faktor lingkungan
Bipolar disorder tak hanya dipengaruhi oleh gen saja, tetapi juga didorong oleh faktor lingkungan. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan.
Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya mood disorder.

2.4         Mekanisme pertahanan dari  Mood Disorder
     mekanisme pertahanan-diri untuk menghadapi peristiwa yang sudah tak bisa diantisipasi. Mekanisme ini dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu:
a)   Mekanisme internal
Mekanisme internal itu intinya adalah upaya kita menciptakan pikiran, perasaan, dan keyakinan yang membuat kita menjadi lebih kuat dan lebih tercerahkan. Mekanisme internal ini bahkan lebih berperan ketimbang mekanisme eksternal dalam mengkondisikan seseorang menjadi depresi atau tidak. Dalam prakteknya, belum tentu orang yang di penjara itu lebih depresif ketimbang orang yang bebas. Belum tentu orang yang namanya dan gambarnya dijadikan sasaran tudingan dan hinaan di media atau demo itu lebih depresif. Bisa ya dan bisa tidak, atau bahkan malah bisa semakin matang, tergantung mekanisme internalnya.
b)   Mekanisme eksternal
Mekanisme eksternal yang bisa kita lakukan antara lain: mengatur (to manage), mengubah, memperbaiki, atau pindah ke situasi baru.  Tapi ini men-syaratkan kemampuan, kemantapan, dan tangggung jawab. Jika itu belum sanggup kita jalankan, maka yang bisa kita lakukan adalah menciptakan mekanisme internal. Jumlah dan bentuk mekanisme internal yang diciptakan Tuhan untuk mempertahankan hidup itu sangat tak terbatas, dari mulai menciptakan interpretasi baru, opini baru, definisi baru, makna baru, refleksi baru, sikap baru dan seterusnya.
Semua dukungan itu hanya akan kita dapatkan setelah ada pondasi yang kuat, yaitu:
a)    Munculnya dorongan untuk berubah ke arah yang lebih baik
b)   Menyadari adanya kebutuhan untuk berubah.
Jika dua hal ini tidak ada, mungkin semua pintu akan tertutup. Dari laporan penelitian beberapa ahli diakui bahwa yang membuat orang tak kunjung bisa menguasai mood-nya adalah karena orang itu tidak menyadari adanya kebutuhan untuk mengubah dirinya. Bahkan mungkin merasa itulah yang benar.

2.5         Cara Menangani  Gangguan Suasana Hati
a)   Mencari dukungan dari keluarga dan teman dekat: Jangan malu untuk mengakui kondisi bipolar disorder kepada lingkungan terdekat agar mendapat dukungan yang positif.
b)   Minum obat tepat waktu: Bipolar disorder memerlukan bantuan obat-obatan. Minum obat tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan oleh psikiater dapat menghindari terjadinya relapse (kambuh). Tanyakan selalu efek samping obat-obatan tersebut agar reaksinya dapat dikontrol.
c)    Konsultasi maupun terapi dengan psikiater dan psikolog: Bipolar merupakan gangguan mood. Konsultasi dan terapi dengan psikolog maupun psikiater diharapkan membantu mengelola mood dengan lebih baik. Hal ini dapat melatih diri untuk menekan faktor penyebab stres (stressor), mengelola pikiran negatif menjadi positif, dan sigap terhadap hal-hal yang dapat memicu episode.
d)   Mempertahankan kehidupan sosial: Orang dengan gangguan bipolar umumnya bermasalah dalam kehidupan sosial, namun ia harus berusaha untuk menjadikan lingkungan sosialnya sebagai salah satu sarana yang dapat membantu kondisi mood. Lakukan hal-hal yang disenangi seperti hobi, olahraga, maupun kegiatan sosial untuk tetap terhubung dengan lingkungan. Hal ini dapat membantu untuk fokus terhadap hal lain yang lebih positif di luar diri sendiri.
e)    Kenali dan waspadai faktor pemicu: Tekanan/ stres, kehidupan sosial yang tidak seimbang, kurang tidur, atau perubahan terhadap rutinitas dapat menjadi pemicu terjadinya relapse. Waspadai faktor pemicu, seperti memulai pekerjaan atau rutinitas baru, perpisahan, pertengkaran rumah tangga, dan lain sebagainya.
f)    Lakukan gaya hidup sehat: Jauhi alkohol dan obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi kondisi mood ke arah yang lebih negatif. Olaharaga teratur dan mengonsumsi makanan sehat akan membantu menjaga keseimbangan kondisi mood.
g)   Tidak menyerah: Diperlukan sikap tidak mudah menyerah dan tetap berpikiran positif untuk menghadapi kondisi bipolar disorder.














BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
            Gangguan suasana hati (mood disorder) disebut juga gangguan afektif. Pengertian mood atau suasana hati mengacu pada emosi yang berlaman lama mencakup peranana murung maupun kegembiraan. Disebut gangguan mood karena terjadi ketidaknormalan dalam suasana hati yaitu berupa kemurungan hebat (depresi) atau kegairahan atau kegembiraan yang abnormal.
Berdasarkan Institut Nasional Kesehatan Mental Amerika Serikat (USA Government's National Institute of Mental Health) atau NIMH. disorder tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal saja, melainkan dari banyak faktor yang secara bersama-sama memicu terbentuknya penyakit ini. Sebenarnya, penyebab mood disorder mungkin beragam antara individu yang satu dengan yang lain. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan kontribusi genetik dan pengaruh lingkungan memiliki peran besar dalam penyakit ini.
Gejala Gangguan Mood Depresi meliputi  kemurungan, kesedihan, kelesuan, hilangnya gairah hidup, tidak ada semangat, merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa. Gejala penyerta : sulit konsentrasi dan daya ingat menurun, nafsu makan dan berat badan menurun, ganggua tidur disertai mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, agitasi /retardasi motorik (gelisah atau perlambatan gerakan, hilangnya perasaan senang, meninggalkan hobi, kreatifitas dan produktifitas menurun, gangguan seksual, pikiran tentang kematian dan bunuh diri.
3.2       Saran
            Sebagai konselor sebaiknya mempelajari dan memahami mood disorder. Sehiangga nantinya konselor dapat mengetahui dengan mudah peserta didik yang mengalami mood disorder dan bisa mengatasinya.





DAFTRA PUSTAKA
          Supratinya,A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal.Yogyakarta: Kanisius
http://www.ekahospital.com/mengenal-bipolar-disorder/ di unduh 16-12-2015/16:14
http://mediaindonesiasehat.com/2014/08/15/gangguan-bipolar-gejala-dan-penanganannya/ di unduh 16 -12-2015/16:23/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME PENDEKATAN STUDI KASUS TUNGGAL DAN MULTI KASUS

Nama           :Mariyati                       Jurusan             :BimbinganDan Konseling Nim              :2014 141 106              Mata Kuliah      :Studi Kasus Kelas            :6/C                               Dosen Pengampu :Mirnayenti, M.Pd RESUME PENDEKATAN STUDI KASUS TUNGGAL DAN MULTI KASUS 1.     Pendekatan Umum Pendesainan Studi Kasus a.     Definisi Desain Penelitian Desain penelitian adalah keseluruha...

pemikiran Friederich Wilhelm August Froebel

BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya peranan pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan terdahulu. Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich Wilhelm August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh ini ...

RESUME LINGKUNGAN ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP SDM

Nama      :Mariyati                       Jurusan                                     :Bimbingan dan Konseling Nim         :2014 141 106              Mata Kuliah                  :BK Industri Kelas       :5/C                               Dosen Pengampu          :Mirnayenti, M.Pd RESUME LINGKUNGAN ORGANIS...