BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang,
dimana memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala
sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan. Dalam
menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya peranan
pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral dalam
pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap sektor,
maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya pencerdasan, pendewasaan,
kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya
ini dimulai sejak berabad-abad silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang
pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan terdahulu.
Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam
pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich
Wilhelm August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh ini
menciptakan “garden of children” atau
“kindergarden” (taman kanak-kanak) di Jerman pada tahun 1837. Sekolah untuk
anak prasekolah yang dirancang oleh Froebel berbeda dari sekolah yang ada
sebelumnya. Model rancangan sekolah Froebel di kemudian hari mempengaruhi
rancangan sekolah di seluruh dunia. Masing-masing individu merefleksikan keseluruhan
dari budaya mereka, sama seperti sebatang pohon yang merefleksikan alam.
Froebel memandang pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Ia
menggunakan taman sebagai suatu simbol dari pendidikan anak.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah pada
makalah ini adalah :
a)
Bagaimana
riwayat hidup Friederich Wilhelm August
Froebel?
b) Bagaimana pemikiran Friederich Wilhelm August Froebel tentang pendidikan?
c) Bagaimana relevansi pemikiran Friederich Wilhelm August Froebel dengan pendidikan
situasi pendidikan di indonesia?
1.3
Tujuan Makalah
Adapun
tujuan penulisan pada makalah ini adalah :
a)
Mengetahui
riwayat hidup Friederich Wilhelm August
Froebel!
b)
Mengetahui
pemikiran Friederich Wilhelm August Froebel
tentang pendidikan!
c)
Mengetahui
relevansi pemikiran Friederich Wilhelm
August Froebel dengan pendidikan situasi pendidikan di indonesia!
BAB
II
RIWAYAT
HIDUP FRIEDERICH WILHELM AUGUST FROEBEL
Friederich Wilhelm August Froebel
yang biasa dipanggil Froebel.
Froebel lahir di Oberweißbach, Saalfeld-Rudolstadt, Thuringen, Jerman, 21
April 1782 dan
meninggal di Schweina, Wartburgkreis, Thuringen, Jerman, 21
Juni
1852
pada umur 70 tahun. Froebel merupakan
salah satu tokoh pendidikan
yang karya dan pemikirannya masih dijadikan acuan bagi dunia pendidikan modern
hingga saat ini. Froebel seorang tokoh pendidik raksasa yang pemikirannya
banyak dipengaruhi oleh sejumlah pemikir Jerman
yang ternama dan berpengaruh pada akhir
abad 18 dan awal abad 19, diantaranya Johann
Friederich Herbart (1776-1831).
Froebel anak bungsu dari enam bersaudara. Ayahnya, pendeta Johann Jakob Froebel
melayani enam desa di daerah tersebut. Ibunya meninggal pada saat ia berumur
sembilan bulan. Pada tahun 1792
Paman dari pihak ibunya yang bernama Johann Cristoph
Hoffmann yang melayani di Stadt-Ilm, mengambil Froebel muda yang baru berusia
sepuluh tahun dan memeliharanya selama 5 tahun. Bersama pamannya Froebel muda merasakan kasih dan
penghargaan sebagai seorang anak. Pada musim panas tahun 1797, Froebel pindah ke Hirschberg dekat perbatasan ke Bavaria dan
belajar tentang perhutanan, penilaian, land
surveying serta geometri.
Froebel belajar di Universitas Jena dan Universitas Frankfurt. Pada tahun 1805 Froebel mulai mengajar di sekolah milik Anton Gruner di Frankfurt. Froebel
mengunjungi sekolah Pestalozzi di Yverdun dan menyerap hal-hal yang diamatinya di sana
diantaranya : lingkungan sekolah yang lebih permisif, menekankan pada
alam, obyek-obyek pelajaran.
Froebel mendirikan kindergarten pertama pada tahun 1837, dengan rancangan kurikulum
yang telah terstruktur untuk anak dalam mencapai pemahaman tentang lingkungan
sekitarnya. Kurikulum yang dirancang Froebel meliputi pekerjaan atau kegiatan
seni, keahlian dan pembangunan. Semua kegiatan yang dirancang dilakukan dalam
bermain seperti bermain lilin, meronce, menggunting dan melipat kertas,
bernyanyi, permainan, bahasa dan aritmetika. Ia juga menciptakan 500 kotak
kubus kayu yang kemudian dipakainya dalam pendidikan taman kanak-kanak.
28 Juni 1840 Froebel membuka sekolah taman kanak-kanak yang
pertama ditandai dengan adanya sebidang tanah di lingkungan sekolah yang
dipakai sebagai tempat anak-anak bercocok tanam dan memelihara tanaman. Tahun
1847 Sudah 7 sekolah taman kanak-kanak dibuka di Jerman dan tahun
1848 mencapai 40 buah sekolah taman kanak-kanak dibuka di seluruh Jerman. Setalah membuat sekolah tersebut froebel memulai melakukan pelatihan bagi guru taman kanak-kanak
BAB
III
PEMIKIRAN
FRIEDERICH WILHELM AUGUST FROEBEL
TENTANG PENDIDIKAN
3.1 Konsep Tentang Pendidikan
3.1.1 Hakekat
Pendidikan
Menurut
Froebel yang dimaksud dengan pendidikan ialah apa yang memimpin atau menuntun
manusia kepada kepandaian berpikir (segi kognitif dari manusia) dan apa yang menghantar
manusia pada kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang murni, tak
bercela (segi afeksi dari manusia).
Dalam
hubungan dengan itu Froebel menyajikan empat prinsip mendasar yang perlu
diperhatikan dalam pendidikan. Pertama, bahwa perkembangan alamiah
menyatakan dirinya dalam perkembangan individu dan harus ditunjukkan dalam
pengajaran tentang ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan agama. Kedua,
pendidikan harus diatur demi harmonisnya dengan perkembangan alam yang natural
dari anak-anak. Ketiga, pendidikan harus membuka dan mengembangkan
keseluruhan pribadi manusia, agama seharusnya diajarkan dalam rangka mengolah
emosi, alam harus dipelajari sebagai pewahyuan diri Allah dan matematika harus
diapresiasikan sebagai simbol hukum universal. Bahasa juga menghubungkan
manusia dengan hukum dan ritme benda-benda dan harus menjadi bagian dari
pendidikan. Keempat, seni harus diajarkan karena merupakan talenta umum
manusia dan dapat menghadirkan keharmonisan dalam diri manusia. (http://aniqiyah09luluk.blogspot.co.id/2013/01/friedrich-wilhelm-froebel.html) di
unduh pada 26-11-2015.14:02.
3.1.2 Metode
Pendidikan
Froebel
menyusun metode pendidikan sesuai dengan konteks perkembangan individu. Dalam
tahapan permulaan dia menganjurkan agar seharusnya menggunakan metode yang
memungkinkan ekspresi spontan dalam diri individu. Sedangkan pada tahapan akhir
dapat digunakan metode yang mengawasi dan mengarahkan perkembangan individu.
Dengan demikian dalam dunia anak-anak metode harus disesuaikan dengan sifat
atau dunia anak. Dalam hubungan dengan konteks anak-anak, perlu diperhatikan
perkembangan yang mengarahkan anak pada suatu kesadaran diri dalam suasana
bebas, dimana seorang individu dibiarkan untuk menunjukkan, mengekspresikan
yang ada dalam dirinya dengan bebas. Menurut Froebel permainan merupakan metode
yang paling cocok dan penting bagi penerapan ekspresi ini.
Dalam pendidikan
ini Froebel kemudian menyusun dan mengembangkan kurikulum pendidikan yang
terecana dan sistematis. Bagi dia yang menjadi dasar bagi kurikulum
tersebut adalah gift dan occupation pemberian yang menyediakan
permainan-permainan dan usaha, kerja yang bisa dibuat dengan permaianan yang
ada.
Gifts adalah obyek yang dapat dipegang dan dipergunakan anak
sesuai dengan instruksi dari guru dan dengan demikian anak dapat belajar
tentang bentuk, ukuran warna serta konsep yang diperoleh melalui menghitung, mengukur,
membedakan dan membandingkan.
Sedangkan Occupation
adalah materi yang dirancang untuk mengembangkan berbagai variasi keterampilan,
yang utama adalah psikomotor, melalui aktivitas semacam menjahit dengan papan
jahitan, membuat bentuk dengan mengikuti titik, membentuk lilin, menggunting
bentuk, menggambar, menenun, menempel dan melipat kertas. Atas cara ini Froebel
yakin bahwa bermain merupakan cara belajar yang penting bagi anak-anak. Karena
lewat gifts dan occupation seorang anak akan mengusahakan diri
yang tentu saja diawasi ke arah pengekspresian diri yang bebas demi mencapai
perkembangan diri, ketetapan karakter dan kesadaran diri. (http://aniqiyah09luluk.blogspot.co.id
/2013/01/friedrich-wilhelm-froebel.html)
di unduh pada 26-11‑2015.14:02
3.1.3 Tujuan Pendidikan
Tujuan
pendidikan menurut Froebel adalah perkembangan menyeluruh dari individu. Semua daya individu, dan harmoni internal individu,
sebagaimana relasi harmonis dengan alam, masyarakat dan Tuhan. Pendidikan
seperti yang dimaksudkan oleh Froebel ini adalah untuk mengembangan keutuhan
anak-anak tanpa pemaksaan melainkan anak-anak dibantu untuk menumbuhkembangkan
sendiri talenta-talentanya yang tersembunyi dalam dirinya lewat pengawasan yang
ada. Dengan demikian anak-anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri
lewat metode yang ada untuk membentuk diri yang memungkinkan dia tetap dalam karakternya
ketika berhadapan dengan berbagai situasi yang ada di lingkungannya, sekaligus
juga terbuka terhadap pengetahuan yang baru sejauh perlu.(http://aniqiyah09luluk.blogspot.co.id/2013/01/
3.2 Pandangan Friedrich Wilhem August
Froebel Dalam PAUD
Friedrich Wilhem August Froebel
dikenal sebagai “ Bapak taman kanak-kanak.” Konsep Froebel tentang anak dan
pendidikan sebagian berdasar pada apa yang di kemukakan oleh Comenius dan
Pestalozzi. Menurut pandangan ini, peran pendidikan adalah mengamati proses
kedewasaan alami anak dan memberikan kegiatan yang membuat mereka mempelajari
apa yang siap mereka pelajari ketika mereka siap mempelajarinya. Froebel
sengaja mendesain pola pembelajaran bagi anak usia dini tidak mengutamakan
materi baca-tulis-hitung (calistung), tetapi dia menekankan pada unsur bermain
untuk merangsang kreativitas anak. Disamping itu bermain juga dimaksudkan agar
anak berpikir konstruktif.
Hal ini di lakukan karena anak usia dini ibarat kaset kosong yang mampu
merekam apa saja yang mereka terima. Karena itu, Froebel mendesain materi
bermain dalam belajar dan memperkenalkanya dengan bernyanyi Pola pembelajaran
untuk usia dini di sejumlah negara maju, tetap meletakkan bermain sebagai
fungsi utama pembelajaran. Anak di biarkan mengenal fenomena yang ada lewat
bermain. Pola pembelajaran yang ditanamkan melalui kindergarten seperti :
1. Mempelajari matematika melalui permainan
Saat berbaris misalnya, anak yang
bertubuh tinggi diminta berada di bagian belakang, sebaliknya yang bertubuh
lebih pendek di depan. Pola ini memberikan pemahaman bagi anak untuk mulai
belajar matematika sambil bermain.
2. Memahami perbedaan semenjak dini
Yang cukup
menarik, taman kanak-kanak (TK) umumnya tidak menggunakan seragam. Secara
psikologi perkembangan, pola ini bertujuan agar anak mulai dapat memahami
tentang perbedaan semenjak dini. Ada yang berbeda antara dirinya dan orang
lain.
3. Memperkuat sikap ego anak
Selain itu,
pola lain yang diterapkan adalah memperkuat sifat ego anak. Kebanyakan orang
tua memasukan anaknya ke TK bertujuan agar si anak mampu bersosialisasi.
Padahal, dalam usia dini yang harus di perkuat adalah ego anak. Anak harus
dididik berkata “inilah aku” bukan “inilah kami”. Kepercayaan diri yang tumbuh
sejak dini berdampak pada kemandirianya di masa mendatang. Anak baru belajar
bersosialisasi ketika dia masuk sekolah dasar (SD), karena saat itu otaknya
sudah mulai berkembang dan emosinya mulai tumbuh.
4. Pelajaran musik untuk kecerdasan anak
Yang tak
kalah pentingnya dalam pembelajaran anak usia dini adalah dengan memberikan
pelajaran musik. Dengan musik, anak mengenal pola ketukan yang merupakan
bantuan tersendiri bagi pengembangan kecerdasan anak.
5. Merusak Pola
Program
semacam ini sangat mungkin di anggap tabu di Indonesia. Padahal, sejumlah
negara, “merusak pola” (break the pattern)
sudah menjadi salah satu materi yang diberikan pada usia dini. Dengan
membiarkan anak melukis langit warna kuning, gunung berwarna merah, atau laut
berwarna orange, sejatinya bertujuan mengembangkan imajinasi anak, sebab dalam
usia dini imajinasi anak sedang berkembang. Anak juga sebaiknya dibiarkan
berkhayal semaunya. Tidak perlu di kekang, apalagi didikte dengan satu pola
tertentu. Hal ini agar anak memiliki mimpi untuk masa depannya. Tentunya, orang
tua harus membimbing anak agar khayalannya itu bisa di arahkan pada hal positif
dan bisa diwujudkan.
6. Bercerita atau Mendongeng
Salah satu
cara yang juga efektif dilakukan dalam perkembangan anak usia dini adalah
dengan mendongeng. Pola ini juga dilakukan untuk meningkatkan imajinasi anak.
Biarkan anak-anak berkhayal kalau gajah itu bisa terbang, kelinci bisa bicara,
atau singa itu memakai mahkota karena dia raja hutan.(http://aniqiyah09luluk.blogspot.co.id/2013/01/friedrich-wilhelm-froebel.html)
di unduh pada 26-11-2015.14:02
BAB IV
RELEVANSI PEMIKIRAN FRIEDRICH WILHEM AUGUST
FROEBEL TENTANG PENDIDIKAN DENGAN SITUASI PENDIDIKAN DI INDONESIA
Kehadiran
PAUD di Indonesia sesungguhnya dimulai sejak sebelum kemerdekaan. Pada tahun
1840 Friedrich Wilhelm August Frobel mendirikan Kindergarten di kota
Blankerburg, Jerman, yang merupakan pelopor pendidikan anak usia dini di dunia.
Kinder berarti anak dan garden berarti taman.
Berdirinya
Kindergarden yang juga dikenal sebagai Frobel School berpengaruh
terhadap perkembangan PAUD di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, pemerintah
Hindia Belanda membawa konsep ini dan mendirikan Frobel School bagi anak-anaknya.
kesadaran akan pentingaya pendidikan bagi kaum bumi putera semakin dirasakan.
Frobel School yang awalnya hanya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan
Belanda, Eropa, dan Bangsawan, mulai dikenal oleh cendekiawan muda pribumi.
Periode
1945-1965 ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita.
Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru TK Nasional di Jakarta dan
merupakan gerakan nasionalis dalam melawan kembalinya Belanda. Di era ini
pemerintah dan swasta mulai membangun banyak TK. (http://paudjateng.xahzgs.com/2015/03/sejarah-paud-di-indonesia-dan-perkembangan-asal-usul-paud.html)
di unduh pada 26-11-2015.13:58
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menurut
Froebel yang dimaksud dengan pendidikan ialah apa yang memimpin atau menuntun
manusia kepada kepandaian berpikir (segi kognitif dari manusia) dan apa yang
menghantar manusia pada kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang
murni, tak bercela (segi afeksi dari manusia). Menurut pandangan ini, peran
pendidikan adalah mengamati proses kedewasaan alami anak dan memberikan
kegiatan yang membuat mereka mempelajari apa yang siap mereka pelajari ketika
mereka siap mempelajarinya. Froebel sengaja mendesain pola pembelajaran bagi
anak usia dini tidak mengutamakan materi baca-tulis-hitung (calistung), tetapi
dia menekankan pada unsur bermain untuk merangsang kreativitas anak. Disamping
itu bermain juga dimaksudkan agar anak berpikir konstruktif.
5.2 Saran
Mahasiswa dapat memahami teori dari Froebel sehingga
mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-teori tersebut ketika mereka memasuki
dunia kerja sebagai pendidik.
Masyarakat umum serta pemerintah di harapkan setelah memahami
teori-teori tersebut khususnya orang tua dapat mendidik dan menstimulasi
perkembangan anak sejak usia dini dengan optimal. Sedangkan pemerintah
diharapkan mampu memperbaiki kurikulum pendidikan di Indonesia serta memberikann fasilitas
pendidikan yang memadai bagi pendidikan yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Aniqiyah. 2013.
Friedrich Whilhelm Froebel. Online : (http://aniqiyah09luluk.blogspot.co.id/2013/01/friedrich-wilhelm-froebel.html).Diakses
pada tanggal
26-11-2015.14:02
Anonim. 2015. Friedrich
Froebel. Online :
Anonim. 2015. Sejarah PAUD di Indonesia Dan
Perkembanganm Asal Usul PAUD. Online : (http://paudjateng.xahzgs.com/2015/03/sejarah-paud-di-indonesia-dan-perkembangan-asal-usul-paud.html). Diakses pada
tanggal 26-11-2015.13:58.
LAPORAN HASIL PRESENTASI
Kelompok
Penyaji;
1.
Annely Safitri 2012 141 125
2.
Eko
Patrika 2014
141 088
3.
Ikhfina
Dewi N.A 2014 141 118
4.
Lili
Triani Putri 2014
141 096
5.
Mariyati 2014
141 106
6.
Merry
Indriani 2014
141 094
7.
Nurmelinda
Risfiya 2012
141 084
8.
Mira
Puspita 2012
141 022
9.
Weny Novyanza 2012 141 117
Kelompok
Penyangga;
1.
Arista
fitriani 2012
141 092
2.
Fauziah 2012
141 101
3.
Ayu
soraya 2014
141 101
4.
Ema
kusna haryati 2014
141 102
5.
Monika
priskila 2014
141 107
6.
Yogi
pirnando 2014
141 113
7.
Anjali
intan sari 2014
141 115
8.
Sekar
ageng suciayati 2014
141 119
9.
Diah
tri lestari 2014
141 120
Moderator :Dwi Susanti
Notulen :Retno Rahmania Kinanti
Perumus : Anggia Jusara
Desti
Pertanyaan Informasi
1. Tuh indri : karya apa yang pertama kali froebel buat??
2. Tiara arianti : siapa saja nama ke-lima saudara
froebel?
3. Yunia rahmah : apa arti dari land surveying?
Pertanyaan Diskusi
1. Dora sherly anggita : bagaimana individu yang baik
menurut froebel dan bagaimana cara membentuknya?
2. Rika lusiana :apakah teori maria mentossori dengan
froebel itu bisa disatukan dan
diterapkan secara bersamaan?
3. Dinda wieratami : seperti apa metode pendidikan dari
froebel?
Jawaban Dari Pertanyaan
Pertanyaan Informasi
1. Tuh indri : karya apa yang pertama kali froebel buat??
Jawab: karya yang
dibuat pertama kali oleh froebel adalah
2. Tiara arianti : siapa saja nama ke-lima saudara
froebel?
Jawab: mohon maaf
kepada semua yang ada dalam diskusi ini terkhususnya kepada yang bertanya yaitu
tiara arianti kami belum mendapatkan jawaban dari yang anda ajukan. Kami sudah
berusaha semaksimal mungkin tapi tetap saja belum mendapatkan nya sampai
sekarang.
3. Yunia rahmah : apa arti dari land surveying?
Jawab: land surveying berasal dari dua kata yaitu land
dan surveying. Land artinya tanah dan surveying
artinya penelitian, penyelidikan, peninjauan dll. Jadi maksud dari land surveying dalam makalah ini yaitu penelitian, penyelidikan, peninjauan
tanah yang di lakukan froebel sesama ia belalar di hirschberg guna keperluan
nantinya.
Pertanyaan Diskusi
1. Dora sherly anggita : bagaimana individu yang baik
menurut froebel dan bagaimana cara membentuknya?
Jawab: individu
yang baik menurut froebel adalah individu yang masa perkembangnya menyeluruh
yaitu adanya relasi yang harmonis dengan alam, masyarakat, dan tuhan. individu
yang diberi kebebasan untuk mengekspresikan diri lewat metode yang ada dalam individu
tersebut. Serta, individu itu juga dalam menumbuhkembangkan sendiri talenta
talentanya yang tersembunyi dalam dirinya dalam pengawasan yang ada.
Cara membentuk individu yang baik menurut
froebel yaitu dengan cara dua metode yaitu 1. Gifts adalah obyek yang
dapat dipegang dan dipergunakan anak sesuai dengan instruksi dari guru dan
dengan demikian anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran warna serta konsep
yang diperoleh melalui menghitung, mengukur, membedakan dan membandingkan. 2.Occupation
adalah materi yang dirancang untuk mengembangkan berbagai variasi
keterampilan, yang utama adalah psikomotor, melalui aktivitas semacam menjahit
dengan papan jahitan, membuat bentuk dengan mengikuti titik, membentuk lilin,
menggunting bentuk, menggambar, menenun, menempel dan melipat kertas. Atas cara
ini Froebel yakin bahwa bermain merupakan cara belajar yang penting bagi
anak-anak. Karena lewat gifts dan occupation seorang anak akan
mengusahakan diri yang tentu saja diawasi ke arah pengekspresian diri yang
bebas demi mencapai perkembangan diri, ketetapan karakter dan kesadaran diri.
2. Rika lusiana :apakah teori maria mentossori dengan
froebel itu bisa disatukan dan
diterapkan secara bersamaan?
Jawab: bisa, karena
teori maria mentossori dengan froebel sama-sama membahas pendidikan dalam dunia
anak-anak. Dan teori mereka berdua juga memiliki kesamaan dalam memberikan
pendidikan kepada anak-anak. Kesamaan itu lah yang dapat di terap dalam
pendidikan anak-anak.
3. Dinda wieratami : seperti apa metode pendidikan dari
froebel?
Jawab: metode
pendidikan dari froebel yaitu menyusun
metode pendidikan sesuai dengan konteks perkembangan individu. Dalam tahapan
permulaan dia menganjurkan agar seharusnya menggunakan metode yang memungkinkan
ekspresi spontan dalam diri individu. Sedangkan pada tahapan akhir dapat
digunakan metode yang mengawasi dan mengarahkan perkembangan individu. Dengan
demikian dalam dunia anak-anak metode harus disesuaikan dengan sifat atau dunia
anak. Dalam hubungan dengan konteks anak-anak, perlu diperhatikan perkembangan
yang mengarahkan anak pada suatu kesadaran diri dalam suasana bebas, dimana
seorang individu dibiarkan untuk menunjukkan, mengekspresikan yang ada dalam
dirinya dengan bebas. Menurut Froebel permainan merupakan metode yang paling cocok
dan penting bagi penerapan ekspresi ini. Dalam hal ini ada dua metode yang
digunakan yaitu gift dan
occupation.
Gifts adalah obyek yang dapat dipegang dan dipergunakan anak
sesuai dengan instruksi dari guru dan dengan demikian anak dapat belajar tentang
bentuk, ukuran warna serta konsep yang diperoleh melalui menghitung, mengukur,
membedakan dan membandingkan.
Sedangkan Occupation
adalah materi yang dirancang untuk mengembangkan berbagai variasi
keterampilan, yang utama adalah psikomotor, melalui aktivitas semacam menjahit
dengan papan jahitan, membuat bentuk dengan mengikuti titik, membentuk lilin,
menggunting bentuk, menggambar, menenun, menempel dan melipat kertas. Atas cara
ini Froebel yakin bahwa bermain merupakan cara belajar yang penting bagi anak-anak.
Karena lewat gifts dan occupation seorang anak akan mengusahakan
diri yang tentu saja diawasi ke arah pengekspresian diri yang bebas demi
mencapai perkembangan diri, ketetapan karakter dan kesadaran diri.
SANGGAHAN
Teknik Penulisan :
1. Pada kata pengantar terdapat kata
panyayang yang seharusnya penyayang.
2. Pada cover, penulisan gelar kurang
tanda titik pada gelar. seharusnya Adrianus Dedy S.Fil., M.Pd
3. Pada hal. 9, paragraf 2 kata yanig
seharusnya yang.
4. Pada hal. 1, bahasa asing tidak
dicetak miring yaitu kata Garden Of Children dan Kindergarden
5. Pada hal. 8, bahasa asing tidak
dicetak miring yaitu kata Break the Pattern
6. Pada hal. 9, bahasa asing tidak
dicetak miring yaitu Kinder dan Garten
7. Pada tujuan makalah, kata indonesia
seharusnya Indonesia
8. Pada hal. 6, paragraf 3 spasinya
seharusnya 1.5 terus pada hal. 6 pada tujuan pendidikan baris ketiga dari bawah
9. pada hal. 7 paragraf kedua dan
paragraf terakhir spasinya seharusnya 1.5
10.
Pada
Bab 2 tidak ada sumber
11.
Pada
daftar pustaka ada 3 sumber tetapi didalam isi hanya ada 2
ISI
PENULISAN :
1. Sistem
Penulisan Garden/Garten

Komentar
Posting Komentar