Langsung ke konten utama

RESUME PENDEKATAN STUDI KASUS TUNGGAL DAN MULTI KASUS



Nama          :Mariyati                      Jurusan            :BimbinganDan Konseling
Nim             :2014 141 106             Mata Kuliah     :Studi Kasus
Kelas           :6/C                              Dosen Pengampu :Mirnayenti, M.Pd

RESUME
PENDEKATAN STUDI KASUS TUNGGAL DAN MULTI KASUS
1.    Pendekatan Umum Pendesainan Studi Kasus
a.    Definisi Desain Penelitian
Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian.
Menurut Yin (2015) studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak secara tegas atau jelas dan menggunakan berbagai sumber atau multisumber bukti.
Sebagai defenisi ringkas, desain penelitian sebagai suatu rencana yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi observasi. Desain penelitian merupakan model pembuktian logis yang memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai hubungan kasual antarvariable dalam suatu penelitian. Desain penelitian juga menentukan ranah kemungkinan generalisasi apakah interpretasi yang dicapai dapat digeneralisasikan terhadap suatu populasi yang lebih besar atau kondisi-kondisi yang berbeda. Tujuan pokok dari desain penelitian adalah membantu peneliti menghindari data yang tak mengarah ke pertanyaan-pertanyaan awal penelitian.
b.   Komponen-Komponen Desain Penelitian
Untuk studi kasus, ada lima komponen desain penelitian studi yang sangat penting, yaitu:


1.    Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian berkenan dengan “W-H question” yaitu what, who, where, why dan how yang akan member rambu-rambu terhadap strategi penelitian yang digunakan. Dari bentuk pertanyaan diatas, studi kasus paling cocok menggunakan pertanyaan How dan why.
2.    Proposisinya, jika ada
Proposisi mengarahkan perhatian peneliti kepada sesuatu yang harus diselidiki dalam ruang lingkup studinya. Contoh: peneliti mungkin berpikir bahwa organisasi bekerja sama untuk sebuah keuntungan timbal balik yang besar. Proposisi ini mencerminkan isu teoritis penting dan juga menyatakan kepada peneliti dimana ia harus mencari bukti yang relevan.
3.    Unit-unit analisis
Unit analisis berkaitan dengan masalah penentuan apa yang dimaksud dengan “kasus” dalam penelitian. Contoh studi kasus tentang pasien histeria atau pemimpin yang otoriter. Pada situasi seperti ini, perorangan merupakan kasus yang akan dikaji, dan individu tersebut merupakan unit analisis. Sehingga informasi mengenai setiap individu yang relevan dikumpulkan.
4.    Logika yang mengaitkan data dengan proposisi
Penjodohan pola merupakan cara mengaitkan data dengan proposisi, penjodohan pola adalah pengelompokkan jenis-jenis data dalam satu kategori atau proses koding.
5.    Kriteria untuk menginterpretasi temuan
Setelah pola-pola dijodohkan atau dikategorikan maka diharapkan agar pola-pola tersebut memberikan gambaran yang cukup jelas tentang perbedaan gambaran sehingga temuan-temuan dapat diinterpretasikan dengan baik. Kriteria penetapan kualitas desain penelitian sangat berpengaruh terhadap suatu penelitian. Demikian juga untuk penelitian studi kasus.
c.    Kriteria kualitas desain penelitian berkaitan dengan:
1.    Validitas konstruk yakni menetapkan ukuran operasional yang benar untuk konsep-konsep yang akan diteliti. Dalam studi kasus, dapat digunakan teknik multisumber bukti, memberikan kesempatan kepada informan kunci untuk meninjau kembali draft laporan studi kasus yang bersangkutan.
2.    Validitas internal merupakan hubungan sebab-akibat, dimana kondisi-kondisi tertentu diperhatikan guna mengarahkan kondisi-kondisi lain, untuk membedakan dari hubungan semu.
3.    Validitas eksternal yaitu menetapkan ranah dimana temuan suatu penelitian dapat divisualisasikan.
4.    Realibitas  yaitu bahwa suatu penelitian seperti prosedur pengumpulan data dapat diinterpretasikan dengan hasil yang sama pada waktu yang berbeda.

2.    Desai-Desain Studi Kasus
Karakteristik umum desain penelitian berperan sebagai latar untuk memikirkan desain yang spesifik bagi studi kasus. Menurut Robert K. Yin, Studi kasus adalah strategik  yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan  how dan  why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer di dalam kehidupan nyata. Studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya.
Penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, masing-masing adalah tipe eksplanatoris, yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dalam konteks kehidupan nyata. Tipe eksploratoris, yaitu digunakan untuk mengeksplorasi suatu situasi yang tidak dapat dievaluasi secara intevensi atau berdasarkan single point saja. Dan tipe berikutnya adalah deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada kehidupan nyata.
Sementara itu, Yin  membagi penelitian studi kasus secara umum menjadi 2 (dua) jenis, yaitu penelitian studi kasus dengan menggunakan kasus tunggal dan jamak/ banyak. Disamping itu, ia juga mengelompokkannya berdasarkan jumlah unit analisisnya, yaitu (1) penelitian studi kasus tunggal holistik (holistic) yang menggunakan satu unit analisis.(2) Desain kasus tunggal terjalin (embedded) yang menggunakan beberapa atau banyak unit analisis. Penelitian studi kasus disebut terpancang (embedded), karena terikat (terpancang) pada unit-unit analisisnya yang telah ditentukan.
Untuk lebih jelasnya, hubungan antar kedua pengelompokkan tersebut, perhatikan tabel jenis-jenis penelitian studi kasus berikut ini:
Holistik (unit analisis tunggal)
Tipe 1                   
Tipe 3
Terjalin (unit multianalisis)
Tipe 2                   
Tipe  4

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 4 (empat) jenis penelitian studi kasus, yaitu:
1. Penelitian studi kasus tunggal holistik (jenis 1 dan 2)
Penelitian studi kasus tunggal holistik (holistic single-case study) adalah penelitian yang menempatkan sebuah kasus sebagai fokus dari penelitian.  Yin menjelaskan bahwa terdapat 5 (lima) alasan untuk menggunakan hanya satu kasus di dalam penelitian studi kasus, yaitu:
a)    Kasus yang dipilih mampu menjadi bukti dari teori yang telah dibangun dengan baik. Teori yang dibangun memiliki proposisi yang jelas, yang sesuai dengan kasus tunggal yang dipilih sehingga dapat dipergunakan untuk membuktikan kebenarannya.
b)   Kasus yang dipilih merupakan kasus yang ekstrim atau unik. Kasus tersebut dapat berupa keadaan, kejadian, program atau kegiatan yang jarang terjadi, dan bahkan mungkin satu-satunya di dunia, sehingga layak untuk diteliti sebagai suatu kasus.
c)    Kasus yang dipilih merupakan kasus tipikal atau perwakilan dari kasus lain yang sama. Pada dasarnya, terdapat banyak kasus yang sama dengan kasus yang dipilih, tetapi dengan maksud untuk lebih menghemat waktu dan biaya, penelitian dapat dilakukan hanya pada satu kasus saja, yang dipandang mampu menjadi representatif dari kasus lainnya.
d)   Kasus dipilih karena merupakan kesempatan khusus bagi penelitinya. Kesempatan tersebut merupakan jalan yang memungkinkan peneliti untuk dapat meneliti kasus tersebut. Tanpa adanya kesempatan tersebut, peneliti mungkin tidak memiliki akses untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut.
e)    Kasus dipilih karena bersifat longitudinal, yaitu terjadi dalam dua atau lebih pada waktu yang berlainan. Kasus yang demikian sagat tepat untuk penelitian yang dimaksudkan untuk membuktikan terjadinya perubahan pada suatu kasus akibat berjalannya waktu.
Sementara itu, perbedaan antara penelitian studi kasus holistik (jenis 1) dan terpancang (jenis 2) adalah pada jumlah unit analisis yang digunakan. Pada jenis yang pertama, jumlah unit analisis yang digunakan pada umumnya hanya satu atau bahkan sama sekali unit analisisnya tidak dapat dijelaskan, karena terintegrasi dengan kasusnya. Dalam penelitian studi kasus yang demikian, unit analisis tidak dapat ditentukan karena kasus tersebut juga sekaligus merupakan unit analisis dari penelitian.
Sedangkan jenis yang kedua, penelitian studi kasus terpancang memiliki unit analisis lebih dari satu. Hal ini dapat terjadi karena didasari oleh hasil kajian teori yang menuntut adanya lebih dari satu unit analisis. Tuntutan penggunaan lebih dari satu unit analisis biasanya disebabkan oleh tujuan penelitian yang ingin menjelaskan hubungan secara komprehensif dan detail setiap bagian dari kasus secara lebih mendalam. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa semakin banyak jenis unit analisis yang digunakan, sifat alamiah penelitian akan semakin kabur, karena cenderung menjadi penelitian yang terikat pada keberadaan unit analisisnya.
2. Penelitian studi kasus jamak (jenis 3 dan 4)
Pada dasarnya, penelitian studi kasus jamak adalah penelitian yang menggunakan lebih dari satu kasus. Penggunaan jumlah kasus lebih dari satu pada penelitian studi kasus pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih detail, sehingga diskripsi hasil penelitian menjadi semakin jelas dan terperinci. Hal ini juga didorong oleh keinginan untuk menggeneralisasi konsep atau teori yang dihasilkan. Dengan kata lain, penggunaan jumlah kasus yang banyak dimaksudkan untuk menutupi kelemahan yang terdapat pada penggunaan kasus tunggal, yang dianggap tidak dapat digeneralisasikan.

Referensi;
K.Yhin. Robert. 2015. Studi Kasus: Desain Dan Metode. Jakarta.  RAJAWALI PERS


Komentar

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

pemikiran Friederich Wilhelm August Froebel

BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya peranan pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan terdahulu. Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich Wilhelm August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh ini ...

RESUME LINGKUNGAN ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP SDM

Nama      :Mariyati                       Jurusan                                     :Bimbingan dan Konseling Nim         :2014 141 106              Mata Kuliah                  :BK Industri Kelas       :5/C                               Dosen Pengampu          :Mirnayenti, M.Pd RESUME LINGKUNGAN ORGANIS...