Langsung ke konten utama

bullying disekolah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Bullying (arti harfiahnya: penindasan) adalah perilaku seseorang atau sekelompok orang secara berulang yang memanfaatkan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) secara mental atau secara fisik. Bullying biasanya dilakukan berulang sebagai suatu ancaman, atau paksaan dari seseorang atau kelompok terhadap seseorang atau kelompok lain. Bila dilakukan terus menerus akan menimbulkan trauma, ketakutan, kecemasan, dan depresi.
Sekolah adalah suatu lembaga tempat menuntut ilmu.. Berbicara sekolah, erat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jadi bullying disekolah adalah suatu perilaku seseorang atau sekelompok orang secara berulang yang memanfaatkan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) secara mental atau secara fisik yang terjadi didalam lingkungan pendidikan. Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas membahas bullying disekolah.


1.2         Rumusan Masalah
adapun rumusan masalah yang dibahas adalah:
a.    apa pengertian bullying?
b.    apa saja jenis-jenis bullying?
c.    apa saja ciri-ciri tindakan bullying?
d.   siapa saja pihak yang terlibat dalam tindakan bullying disekolah?
e.    apa saja penyebab tindakan bullying disekolah?
f.     apa saja dampak dari tindakan bullying disekolah?
g.    bagaimana penanganan tindakan bullying disekolah?

1.3         Tujuan Penulisan
adapun tujuan penulisan yang dibahas adalah:
a.    untuk memahami pengertian bullying!
b.    untuk memahami jenis-jenis bullying!
c.    untuk memahami ciri-ciri tindakan bullying!
d.   untuk memahami pihak  yang terlibat dalam tindakan bullying disekolah!
e.    untuk memahami penyebab tindakan bullying disekolah!
f.     untuk memahami dampak dari tindakan bullying disekolah!
g.    untuk memahami penanganan tindakan bullying disekolah!


BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Bullying
            Sejiwa (2008: 2) mengatakan Bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya diambil untuk menguraikan suatu tindakan yang destruktif. Bullying (arti harfiahnya: penindasan) adalah perilaku seseorang atau sekelompok orang secara berulang yang memanfaatkan ketidakseimbangan kekuatan dengan tujuan menyakiti targetnya (korban) secara mental atau secara fisik.
Sejiwa (2008: 1) yang menyatakan bahwa bullying adalah situasi dimana seseorang yang kuat (bisa secara fisik maupun mental) menekan, memojokkan, melecehkan, menyakiti seseorang yang lemah dengan sengaja dan berulang-ulang, untuk menunjukkan kekuasaannya. Dalam hal ini sang korban tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya sendiri karena lemah secara fisik atau mental.
Maka dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk  melukai dan membuat seseorang merasa tidak nyaman. Kekerasan-kekerasan yang dilakukan siswa tersebut yang berlangsung secara sistematis. Bullying sendiri didefinisikan sebagai tindakan menyakiti secara fisik dan psikis secara terencana oleh pihak yang merasa lebih berkuasa terhadap yang lemah. Bullying secara sederhana diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Perbuatan pemaksaan atau menyakiti ini terjadi di dalam sebuah kelompok.

2.2       Jenis-Jenis Bullying
            Barbara Coloroso (adminpsychologymania:2012) membagi jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu sebagai berikut:
1.    Bullying secara verbal; perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
2.    Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
3.    Bullying secara relasional; adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini cenderung perilaku bullying yang paling sulit dideteksi dari luar. Bullying secara relasional mencapai puncak kekuatannya diawal masa remaja, karena saat itu tejadi perubahan fisik, mental emosional dan seksual remaja. Ini adalah saat ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri mereka dan menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
4.    Bullying elektronik; merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.



2.3     Ciri-Ciri Tindakan Bullying Disekolah
Ubaydillah (2008) (dalam http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=528)  mengungkapkan bahwa berdasarkan penjelasan sejumlah pakar tentang korban bullying, umumnya para korban itu memiliki ciri-ciri  "ter", misalnya: terkecil, terbodoh, terpintar, tercantik, terkaya, dan seterusnya. ciri-ciri yang terkait dengan korban itu antara lain:
1.        Anak baru di lingkungan itu.
2.        Anak termuda atau paling kecil di sekolah.
3.         Anak yang pernah mengalami trauma sehingga sering menghindar karena rasa takut.
4.        Anak penurut karena cemas, kurang percaya diri, atau anak yang melakukan sesuatu karena takut dibenci atau ingin menyenangkan.
5.        Anak yang tidak mau berkelahi atau suka mengalah.
6.        Anak yang pemalu, menyembunyikan perasaannya, pendiam atau tidak mau menarik perhatian orang lain.
7.        Anak yang paling miskin atau paling kaya.
8.        Anak yang ras atau etnisnya dipandang rendah. 
9.        Anak yang orientasi gender atau seksualnya dipandang rendah.
10.    Anak yang agamanya dipandang rendah.
11.    Anak yang cerdas, berbakat, memiliki kelebihan atau beda dari yang lain.
12.    Anak yang merdeka atau liberal, tidak memedulikan status sosial, dan tidak berkompromi dengan norma-norma.
13.    Anak yang siap mendemontrasikan emosinya setiap waktu.
14.    Anak yang gemuk atau kurus, pendek atau jangkung.
15.    Anak yang berjerawat atau memiliki masalah kondisi kulit lainnya.
16.    Anak yang memiliki kecacatan fisik atau keterbelakangan mental.
17.              Anak yang berada di tempat yang keliru pada saat yang salah (bernasib buruk).
         Sedangkan untuk para pelaku, mereka umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.     Suka mendominasi anak lain.
2.    Suka memanfaatkan anak lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
3.    Sulit melihat situasi dari titik pandang anak lain.
4.    Hanya peduli pada keinginan dan kesenangannya sendiri, dan tak mau peduli dengan  perasaan anak lain.
5.    Cenderung melukai anak lain ketika orangtua atau orang dewasa lainnya tidak ada di sekitar mereka.
6.    Memandang saudara-saudara atau rekan-rekan yang lebih lemah sebagai sasaran.
7.    Tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya.
8.    Tidak memiliki pandangan terhadap masa depan atau masa bodoh terhadap akibat dari perbuatannya.
9.    Haus perhatian.

2.4       Pihak Yang Terlibat Dalam Perilaku Bullying Disekolah
Menurut Dian Ratna Sawitri (dalam Bullying_Waspadalah.pdf), Bullying  melibatkan  beberapa  pihak. 
Pertama,  tentu  saja  pelaku,  yang  biasanya  bertujuan  untuk  mendapatkan  sesuatu  yang  diinginkan,  mendapatkan kepuasan setelah unjuk kekuatan, balas dendam, namun bisa juga tadinya ia iseng, coba-coba,  dan  ‘berhasil’,  sehingga  ingin mengulang  kembali  keberhasilannnya tersebut.  Pelaku  ada  yang  memang  terkenal  bengal,  prestasi  belajarnya  kurang baik, dan suka membuat onar, sehingga orang lain menganggap tidak aneh apabila ia melakukan bullying. Namun, ada pula pelaku yang merupakan anak berprestasi baik dan tampak alim, yang mampu menutupi aksinya sedemikian rupa, sehingga orang lain tidak menyangka bila ia adalah pelaku. Para pelaku ada pula yang juga menjadi  korban  pada  saat  yang  sama  dalam  setting  yang  berbeda, misalnya  di sekolah menjadi pelaku, tapi di rumah menjadi korban.
          Dian Ratna Sawitri (dalam Bullying_Waspadalah.pdf) menambahkan, Pihak  berikutnya  adalah  korban.  Korban  ada  yang  bersifat  pasif  yang senantiasa  menuruti  permintaan  pelaku,  ada  pula  yang  provokatif,  mencoba melawan  atau  menampilkan  diri  dan  menunjukkan  perilaku  tertentu  secara menonjol  yang memancing  pelaku melakukan  aksi  kekerasan. Korban  biasanya memiliki karakteristik tertentu yang menarik perhatian atau oleh pelaku ‘dianggap berbeda’  dibandingkan  teman  sebayanya,  sehingga  memicu  pelaku  untuk melakukan bullying. Latar  belakang  korban,  seperti  kondisi keluarga, status sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal, atau hal-hal lain yang menyangkut orang tua, selain juga hal-hal yang terkait dengan sekolah, misalnya kemampuan membaca, prestasi di sekolah, dapat juga menjadi bahan ejekan atau kondisi  yang memancing  pelaku melakukan  bullying.  ‘Kesalahan’  pada  korban dapat  pula  dicari-cari,  misalnya  dianggap  ‘melanggar  tradisi’  dengan berpenampilan yang dirasa terlalu menor, terlalu rapi karena memakai gel rambut dan  minyak  wangi,  tidak  ‘nongkrong’  seperti  kakak  kelas,  dan  sebagainya. Korban  yang  merahasiakan  tindakan  bullying  terhadapnya,  biasanya  memiliki alasan  misalnya,  Bila  bercerita  kepada  orang  lain,  ia  takut  akan  terjadi sesuatu yang lebih buruk dan takut dikucilkan. Ia mungkin juga berharap pelaku akan  menyukainya.  Korban  dapat  pula  tidak  percaya  pada  guru,  tidak  ingin membuat  orang  tua  khawatir,  bahkan  ada  pula  diantaranya  yang merasa  bahwa dirinya juga patut disalahkan.
Pihak ketiga yang terlibat adalah bystanders. Bystander berperan  membantu  pelaku  secara  langsung  dalam  memperdaya  korban, menyemangati pelaku misalnya bertepuk  tangan  atau bersorak, bersifat  acuh  tak acuh  ketika  terjadi  bullying,  atau melakukan  pembelaan  terhadap  korban.  Peran bystander  sebetulnya  berkontribusi  menentukan  apakah  bullying  akan  berlanjut atau  tidak.  Kekuatan  bystander  dapat  menghentikan  bullying,  namun  parahnya bila mereka acuh  tak  acuh  atau bahkan membantu dan menguatkan  aksi pelaku, bullying pun tak terbendung.

2.5     Faktor Penyebab Prilaku Bullying Disekolah
Marwan(http://muhamadmarwans.blogspot.co.id/2011/08/perilaku-school-bullying-masalah.html) mengatakan bahwa ada Beberapa faktor diyakini menjadi penyebab terjadinya bullying yaitu keluarga, individual, dan sekolah adalah beberapa hal di antaranya. Pertama, faktor keluarga; pelaku bullying bisa jadi menerima perlakuan bullying pada dirinya, yang mungkin dilakukan oleh seseorang di dalam keluarga. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang agresif dan berlaku kasar akan meniru kebiasaan tersebut dalam kesehariannya. Kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan orangtua kepada anak akan menjadi contoh perilaku. Hal ini akan diperparah dengan kurangnya kehangatan kasih sayang dan tiadanya dukungan dan pengarahan membuat anak memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pelaku bullying. Sebuah studi membuktikan bahwa perilaku agresif meningkat pada anak yang menyaksikan kekerasan yang dilakukan sang ayah terhadap ibunya.
Kedua, faktor kepribadian; salah satu faktor terbesar penyebab anak melakukan bullying adalah tempramen. Tempramen adalah karakterisktik atau kebiasaan yang terbentuk dari respon emosional. Hal ini mengarah pada perkembangan tingkah laku personalitas dan sosial anak. Seseorang yang aktif dan impulsif lebih mungkin untuk berlaku bullying dibandingkan orang yang pasif atau pemalu.
Beberapa anak pelaku bullying sebagai jalan untuk mendapatkan popularitas, perhatian, atau memperoleh barang-barang yang diinginkannya. Biasanya mereka takut jika tindakan bullying menimpa diri mereka sehingga mereka mendahului berlaku bullying pada orang lain untuk membentuk citra sebagai pemberani. Meskipun beberapa pelaku bullying merasa tidak suka dengan perbuatan mereka, mereka tidak sungguh-sungguh menyadari akibat perbuatan mereka terhadap orang lain.
Ketiga, faktor sekolah; tingkat pengawasan di sekolah menentukan seberapa banyak dan seringnya terjadi peristiwa bullying. Sebagaimana rendahnya tingkat pengawasan di rumah, rendahnya pengawasan di sekolah berkaitan erat dengan berkembangnya perlaku bullying di kalangan siswa. Pentingnya pengawasan dilakukan terutama di tempat bermain dan lapangan, karena biasanya di kedua tempat tersebut perilaku bullying kerap dilakukan. Penanganan yang tepat dari guru atau pengawas terhadap peristiwa bullying adalah hal yang penting karena perilaku bullying yang tidak ditangani dengan baik akan meyebabkan kemungkinan perilaku itu terulang.

2.6       Dampak Tindakan Bullying Disekolah
            dampak-dampak bullying dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik anak-anak yang di-bully, anak-anak yang mem-bully, anak-anak yang menyaksikan bullying, bahkan sekolah dengan isu bullying secara keseluruhan. Bullying dapat membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak. Pada kasus yang berat, bullying dapat menjadi pemicu tindakan yang fatal, seperti bunuh diri.
1. Dampak bagi korban bullying disekolah
a. Dampak negatif
    anak-anak yang menjadi korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang menjadi korban bullying, antara lain:
·       Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur (lihat grafik di atas). Masalah ini mungkin akan terbawa hingga dewasa.
·       Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot (lihat grafik di atas).
·       Rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah
·       Penurunan semangat belajar dan prestasi akademis
·       Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan.
b. Dampak positif
    di samping dampak negatifnya, bullying juga dapat mendorong munculnya berbagai perkembangan positif bagi anak-anak yang menjadi korban bullying. Anak-anak korban bullying cenderung akan:
·       Lebih kuat dan tegar dalam menghadapi suatu masalah
·       Termotivasi untuk menunjukkan potensi mereka agar tidak lagi direndahkan
·       Terdorong untuk berintrospeksi diri
2. Dampak bagi pelaku bullying disekolah
    tak hanya anak-anak yang di-bully, anak-anak yang mem-bully juga dapat terkena dampaknya. Menurut riset, saat menginjak usia dewasa, anak-anak yang suka mem-bully memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk:
·       Berperilaku kasar/abusif
·       Melakukan kriminalitas
·       Terlibat dalam vandalisme
·       Menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol
·       Terlibat dalam pergaulan bebas
60% anak laki-laki yang mem-bully temannya di masa sd atau smp pernah dinyatakan bersalah paling tidak sekali atas suatu tindak kriminal di usia 24 tahun.


3. Anak-anak yang menyaksikan bullying
    hanya dengan menyaksikan, anak-anak juga dapat turut terkena dampak negatif bullying. Anak-anak yang menyaksikan bullying mungkin akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk:
·       Merasa tidak aman berada di lingkungan sekolah
·       Mengalami berbagai masalah mental, seperti depresi dan kegelisahan
·       Menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol.
4. Sekolah dengan isu bullying
          sekolah di mana bullying sering terjadi juga dapat terkena dampak dari bullying. Isu bullying di sekolah mungkin akan mengakibatkan:
·       Terciptanya rasa tidak aman di lingkungan sekolah
·       Inefektivitas kegiatan belajar mengajar
·       Diragukannya pendidikan moral di sekolah tersebut

2.7     Penanganan Prilaku Bullying
          Marwan(http://muhamadmarwans.blogspot.co.id/2011/08/perilaku-school-bullying-masalah.html)  Mengatakan Beberapa strategi penting yang dilakukan sekolah untuk menghentikan bullying adalah sebagai berikut.
1.    Menyediakan pengawasan yang baik untuk anak/siswa.
2.    Memberikan konsekuensi yang efektif/tegas untuk pelaku.
3.    Adanya komunikasi yang baik antara orangtua dan guru.
4.    Memberi kesempatan pada semua siswa untuk mengembangkan keterampilan interpersonal yang baik.
5.    Menciptakan konteks sosial yang mendukung dan menyeluruh yang tidak mentolerir perilaku agresif dan kekerasan.
6.    Guru memberikan contoh perilaku positif dalam mengajar, melatih, membina, berdoa, dan berbagai bentuk reinforcement lainnya.
7.    Sekolah hendaknya proaktif dengan membuat program pengajaran keterampilan sosial, problem solving, manajemen konflik, dan pendidikan karakter.
          Yang perlu kita hindari adalah praktek menyalahkan atau menyudutkan si anak. Misalnya mengatakan, kamu sih yang mancing, kamu sih yang nggak mau mengerti, dan seterusnya. Kesalahan ada pada pelaku, bukan pada korban. Hindari juga membuat rasionalisasi yang meremehkan, misalnya kita mengatakan, wah digituin aja sedih, jangan cengeng dong, dia kan hanya bercanda, dan seterusnya. Terus, jangan juga langsung meledak dan ngamuk. Ini malah membuat anak enggan bercerita. Galilah dari si anak sebanyak mungkin.


BAB III
KESIMPULAN
3.1       Kesimpulan
Bahwa  perilaku bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk  melukai dan membuat seseorang merasa tidak nyaman. Kekerasan-kekerasan yang dilakukan siswa tersebut yang berlangsung secara sistematis. Bullying sendiri didefinisikan sebagai tindakan menyakiti secara fisik dan psikis secara terencana oleh pihak yang merasa lebih berkuasa terhadap yang lemah
jenis-jenis bullying kedalam empat jenis, yaitu sebagai berikut: Bullying secara verbal, Bullying secara fisik, Bullying secara relasional, Bullying elektronik.         
ciri-ciri yang terkait dengan korban itu antara lain:Anak baru di lingkungan itu, Anak termuda atau paling kecil di sekolah, Anak yang pernah mengalami trauma sehingga sering menghindar karena rasa takut, Anak penurut karena cemas, kurang percaya diri, atau anak yang melakukan sesuatu karena takut dibenci atau ingin menyenangkan, Anak yang perilakunya dianggap mengganggu orang lain, Anak yang tidak mau berkelahi atau suka mengalah, Anak yang pemalu, menyembunyikan perasaannya, pendiam atau tidak mau menarik perhatian orang lain, dll. Sedangkan untuk para pelaku, mereka umumnya memiliki ciri-ciri meliputi; Suka mendominasi anak lain, Suka memanfaatkan anak lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan, Sulit melihat situasi dari titik pandang anak lain, Hanya peduli pada keinginan dan kesenangannya sendiri, dan tak mau peduli dengan  perasaan anak lain, dll.
          Diyakini faktor penyebab terjadinya bullying diantara nya ,  keluarga, individual, dan sekolah.
dampak bullying dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik anak-anak yang di-bully, anak-anak yang mem-bully, anak-anak yang menyaksikan bullying, bahkan sekolah dengan isu bullying secara keseluruhan. Bullying dapat membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak. Pada kasus yang berat, bullying dapat menjadi pemicu tindakan yang fatal, seperti bunuh diri.
          Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu korban bullying diantaranya: Yakinkan  bahwa kita akan berada di sisinya dalam mengatasi masalah ini, Ajari si anak untuk menjadi orang baik namun juga tidak takut melawan kesombongan, Galilah inisiatif dari si anak tentang cara-cara yang bisa ditempuh. Ini untuk menumbuhkan kepercayaan diri si anak atau ajukan beberapa usulan, Rancanglah pertemuan dengan pihak sekolah, dll.

3.2     Saran
            Bagi pembaca maupun penulis diharapkan mampu memahami materi tentang bullying disekolah guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang bullying disekolah.
            Serta bagi pihak sekolah Upaya – upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain:
·      Memberikan sosialisasi kepada siswa – siswanya akan bahaya dan ancaman perilaku bullying.
·      Menetapkan kurikulum pengembangan diri, agar siswanya lebih banyak melakukan hal – hal positif dan tidak melakukan hal yang bisa memicu terjadinya bullying ketika waktu kosong.
·      Mengadakan kerja sama dengan orangtua siswa untuk melakukan kontrol terhadap anak didiknya.
·      Memberikan sanksi yang tegas agar dapat meberikan efek jera bagi pelakunya.


DAFTAR ISI
          Sejiwa. 2008.: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: GRASINDO
Marwan.2011. prilaku school bullying. On line dari( http://muhamadmarwans.blogspot.co.id/2011/08/perilaku-school-bullying-masalah.html) [di akses 18/03/2016]
Sawitri, Dian Ratna. 2011. Bullying waspadalah. Copy at Bullying_Waspadalah.pdf [di akses 18/03/2016]
Ubaydillah. 2008. Pengertian bullying. On line at http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=528 [di akses 18/03/2016]
Admin.2012. jenis jenis bullying. On line at http://www.psychologymania.com/2012/06/jenis-jenis-bullying.html [di akses 22/03/2016]
Admin. 2014. Dampak-dampak bullying. On line at https://generasiindonesiaantibullying.wordpress.com/2014/02/13/dampak-dampak-bullying/[di akses 22/03/2016]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME PENDEKATAN STUDI KASUS TUNGGAL DAN MULTI KASUS

Nama           :Mariyati                       Jurusan             :BimbinganDan Konseling Nim              :2014 141 106              Mata Kuliah      :Studi Kasus Kelas            :6/C                               Dosen Pengampu :Mirnayenti, M.Pd RESUME PENDEKATAN STUDI KASUS TUNGGAL DAN MULTI KASUS 1.     Pendekatan Umum Pendesainan Studi Kasus a.     Definisi Desain Penelitian Desain penelitian adalah keseluruha...

pemikiran Friederich Wilhelm August Froebel

BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya peranan pendidikan yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan terdahulu. Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah adalah Friederich Wilhelm August Froebel atau lebih dikenal dengan sebutan Froebel. Tokoh ini ...

RESUME LINGKUNGAN ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP SDM

Nama      :Mariyati                       Jurusan                                     :Bimbingan dan Konseling Nim         :2014 141 106              Mata Kuliah                  :BK Industri Kelas       :5/C                               Dosen Pengampu          :Mirnayenti, M.Pd RESUME LINGKUNGAN ORGANIS...